Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • اردو
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • اردو
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya

Perjalanan Jiwa: Menginspirasi Praktik Spiritual Melalui Seni, Bagian 1 dari Banyak Seri

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Sebagai guru spiritual dan seniman terkenal, Maha Guru Ching Hai (vegan) menginspirasi kita tidak hanya melalui bimbingan spiritual tetapi juga melalui karya seni yang luar biasa. Hari ini, kita akan menjelajahi Galeri Seni Surgawi yang diciptakan oleh Maha Guru Ching Hai. Karya seni Guru sepenuhnya menggambarkan keindahan dari surga.

Master: Setiap bentuk seni, seperti lukisan dan karya seni lainnya, seharusnya mengingatkan orang untuk mencoba masuk ke dalam diri mereka sendiri, menemukan Sifat Buddha atau Kerajaan Tuhan mereka.

Secara umum, seorang pelukis profesional dapat melukis dalam satu gaya. Namun, karya seni dari seorang Guru yang sepenuhnya tercerahkan dapat menampilkan keindahan lukisan melalui berbagai gaya. Cara Guru menciptakan lukisan dan karya seni lainnya sepenuhnya menjelaskan arti dari “Melakukan Tanpa Melakukan”.

Memang benar bahwa bagi orang yang memiliki kebijaksanaan, yang bermeditasi, yang menjadi seperti anak-anak dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan; segala sesuatu berjalan sesuai dengan arah angin, seperti matahari terbit dan terbenam. Sebenarnya tidak perlu usaha. Saya berpikir tentang para pelukis, misalnya para profesional, yang membutuhkan berhari-hari atau berminggu-minggu untuk melukis satu lukisan, namun saya melakukannya dalam beberapa jam, kadang-kadang setengah jam, tergantung situasinya. Dan saya belum pernah belajar teknik apa pun. Saya bahkan tidak pernah membaca buku tentang melukis, dan orang lain tetap menyukainya — orang luar, maksudnya, bukan hanya kita. Saya bahkan tidak berusaha keras.

Lukisan-lukisan hebat adalah harta karun yang dihargai di dunia. Setiap goresan kuas menangkap sejarah, budaya, ekspresi, dan bahkan berkah, memperkaya pengalaman jiwa akan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan tanpa harus mengalaminya secara fisik. Lukisan-lukisan Maha Guru Ching Hai (vegan) sangat unik. Mereka membuka gerbang bagi kita untuk memasuki ruang dan waktu, atau sudut surga yang telah dialami, ditangkap, atau diciptakan oleh Guru. Karya seni luar biasa ini memperkaya pemahaman kita tentang berbagai aspek di dunia dan di luar dunia ini, serta memberi nutrisi pada jiwa kita dengan berkah yang melimpah.

Q: Ada sebuah lukisan oleh Guru yang berjudul “Yin dan Yang.” Ketika saya mengaguminya, gambaran yang jelas tentang kekuatan baik dan jahat yang berperang muncul di benak saya. Kadang-kadang kekuatan positif menang; kadang-kadang kekuatan jahat. Siklus itu berlanjut tanpa henti dan tidak akan pernah berakhir. Saya berdoa agar Guru mencerahkan hal ini kepada saya. Guru yang penuh kasih menunjukkan kepada saya suatu visi dan suatu kekuatan yang disebut “Kemenangan Positif.”

Karya ini menggambarkan dua pria yang memainkan peran paradoksal dari kekuatan Yin dan Yang dalam sifat manusia yang terjebak dalam dunia ilusi. Oleh karena itu, mereka terlibat dalam pertarungan fatal antara positif versus negatif, yang nyata versus yang palsu. Saking terpusatnya pada pertarungan, mereka gagal menyadari kebutuhan untuk mendamaikan perbedaan mereka dan bekerja sama satu sama lain guna menyelamatkan diri dari dunia fana yang disimbolkan oleh api yang membakar perlahan di sekitar mereka. Kedua tokoh tersebut tidak menyadari keberadaan wanita yang dingin dan acuh tak acuh (alat dari Raja Maya), yang dengan sinis mengejek, “Anda berada di bawah kendaliku. Saya punya waktu yang tak terbatas untuk bermain dengan Anda. Tidak ada yang terburu-buru. Ambil waktu Anda untuk terbakar perlahan dalam api. Ambil waktu Anda untuk menikmati penderitaan ini!” Lukisan ini mengingatkan kita agar tidak terpesona oleh dunia ilusi yang tampak begitu nyata.

Orang-orang duniawi keras kepala seperti “Konvensi Batu,” terus berdebat dan terlibat dalam “Perdebatan,” tetapi mereka tidak dapat mencapai perdamaian dunia. Namun, bahkan batu memiliki “Gua Batu,” seperti mata kebijaksanaan di dalam diri kita— sekali terbuka, ia dipenuhi dengan cahaya di atas dunia. Dengan “Kerinduan” yang mendalam akan pencerahan, kita berusaha untuk menjalin hubungan dengan seorang Guru yang telah mencapai pencerahan.

Ini adalah kisah spiritual yang diceritakan melalui karya seni awal dari Maha Guru Ching Hai (vegan), yang dibuat saat Guru tinggal di Pingtung pada tahun 1990. Melalui lukisan-lukisan yang dibuat pada periode yang sama pada November dan Desember 1990, Maha Guru Ching Hai mengungkap masalah-masalah utama dunia pada saat itu – Perang Teluk meletus melibatkan beberapa negara di Timur Tengah. Melalui lukisan-lukisan ini, Maha Guru Ching Hai menyampaikan keprihatinan-Nya dan misi penting-Nya untuk membantu dunia melalui pencerahan jiwa.

Tema lukisan ini berkaitan dengan individu-individu yang sombong dan memiliki kepekaan seperti batu, serta kecenderungan untuk mengadakan pertemuan tanpa henti namun tidak pernah menyelesaikan masalah; perang dan bencana buatan manusia terus berlanjut seperti biasa. Pasir kuning dan merah di sekitarnya mewakili orang-orang lemah dan tak berdaya serta perasaan cemas dan marah mereka. Sebaliknya, warna hitam dan biru batu melambangkan kekuasaan, kecerdasan dingin, dan permainan pikiran tak berujung serta argumennya. Kontras antara nada hangat dan dingin menciptakan ketegangan besar antara dua kubu yang berlawanan.

Dengan menggunakan batu-batu besar di alam, Maha Guru Ching Hai mengekspresikan keprihatinannya terhadap situasi dunia, dan melalui lukisan ini, ia dapat berfungsi sebagai jendela yang terbuka untuk membangkitkan kesadaran publik dan menginspirasi tokoh-tokoh penting untuk membuat perdamaian dan peduli terhadap orang-orang yang lemah.

Pada Desember 1990, Maha Guru Ching Hai melukis “Argument.” Lukisan ini menunjukkan peristiwa sejarah tertentu di latar belakang dan harapan dari Maha Guru Ching Hai (vegan) untuk memberikan solusi kunci. Dari orang biasa hingga tokoh penting dunia, semua terbiasa berdebat berdasarkan pengetahuan dan kecerdasan mereka, bukan menggunakan kebijaksanaan dan pengalaman pribadi mereka dalam menyelesaikan masalah yang akan mereka hadapi. Gambar pusat lukisan ini adalah dua buku yang berdiri di atas meja saling berhadapan, berdebat satu sama lain di bagian berwarna merah lukisan tersebut, atau apakah pertarungan mereka yang membuat tempat mereka berdiri menjadi merah?

Lukisan ini secara tersembunyi menyampaikan kepada kita Maha Guru Ching Hai bukan hanya Guru Spiritual, tetapi juga seorang pembimbing bagi semua orang untuk menyelesaikan masalah kunci.

Sebagian besar orang berdebat menggunakan pengetahuan akademis karena mereka kekurangan pengalaman pribadi tentang topik yang mereka bahas. Gambar pusat lukisan ini adalah dua buku di atas meja yang saling berdebat. Meja miring dalam karya ini melambangkan pikiran negatif dan konsep yang terdistorsi pada manusia, sedangkan warna gelap dan kusamnya mewakili kecenderungan mereka menuju perang, pertempuran, dan perdebatan. Kedua buku tersebut berjudul“No.1” dan keduanya mengklaim keunggulan masing- masing sambil terlibat dalam perdebatan sengit. Oleh karena itu, lukisan ini merupakan perumpamaan tentang kelemahan manusia.

Lukisan ini lebih dari sekadar kata-kata dan langsung fokus pada masalah utama perang dalam latar belakang sejarah tersebut. Terkadang, solusi sederhana dapat menyelesaikan masalah yang paling kompleks. “Menggunakan kebijaksanaan dan cinta untuk menyelesaikan masalah daripada memamerkan pengetahuan untuk memperjuangkan No. 1,” adalah kebijaksanaan yang ingin disampaikan lukisan ini dan menunjukkan kepada kita solusi terbaik untuk mencapai perdamaian dunia.
Tonton Lebih Banyak
Video Terbaru
Antara Guru dan Murid
2025-12-19
528 Tampilan
37:09
Berita Patut Disimak
2025-12-18
2 Tampilan
Hiburan yang Mencerahkan
2025-12-18
1 Tampilan
Antara Guru dan Murid
2025-12-18
1035 Tampilan
43:55
Berita Patut Disimak
2025-12-17
263 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android
Prompt
OK
Unduh